RajaNews.Xyz | Jakarta – Ketua Umum Partai Perjuangan Aceh (PPA), Prof. Adjunct Marniati, M.Kes., yang juga menjabat sebagai Ketua Perempuan Indonesia Maju (PIM) DPD Aceh, melakukan pertemuan penting dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Ibu Arifatul Chairy Fauzi, di kediaman sang menteri. Pertemuan tersebut membahas berbagai isu penting terkait peran aktif perempuan di Aceh,Jakarta Selasa (15/04/2025).
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Umum Lana Kuncoro.
Dalam sambutannya, Prof. Marniati menyampaikan sejumlah permasalahan mendesak yang dihadapi perempuan di Aceh.
Beberapa isu yang menjadi sorotan utama adalah tingginya angka kasus kekerasan seksual terhadap anak, tingkat perceraian gugat yang masih memprihatinkan, serta kasus perdagangan manusia ke Laos yang baru-baru ini terungkap, di mana perempuan terjerat sebagai kurir narkoba akibat faktor ekonomi.
Lebih lanjut, Prof. Marniati menekankan urgensi keterwakilan perempuan yang signifikan di parlemen.
Menurutnya, kehadiran perempuan dalam lembaga legislatif sangat penting untuk memastikan perlindungan nyata bagi perempuan dan anak-anak melalui produk hukum yang berpihak.
Ia menyoroti data terkini yang menunjukkan bahwa keterwakilan perempuan di parlemen masih berkisar antara 11-12 persen, jauh di bawah amanat Undang-Undang yang mengamanatkan kuota 30 persen baik dalam partai politik maupun dalam pemilihan legislatif.
“Ini adalah tugas besar kita bersama.
Urgensi keterlibatan wanita dalam parlemen bukan hanya di Aceh, tapi juga di tingkat DPR RI dan provinsi lain, kuota tersebut belum terpenuhi,” tegas Prof. Marniati.
Dalam kesempatan tersebut, muncul potensi kesepakatan untuk menjadikan Aceh sebagai role model pertama dalam mendorong pembentukan Komisi Perempuan di tingkat provinsi. Langkah ini diharapkan dapat diwujudkan melalui perubahan qanun-qanun terkait.
Prof. Marniati juga menyoroti beberapa aspek dalam Qanun Jinayat, khususnya terkait pengaturan pelecehan seksual dan perkosaan, yang dinilai menghambat akses keadilan bagi korban dan memerlukan penanganan yang serius serta tuntas.
Menteri PPPA, Arifatul Chairy Fauzi, menyambut baik kedatangan Prof. Marniati dan menyampaikan apresiasi serta kebanggaannya atas kehadiran seorang perempuan sebagai ketua partai lokal pertama di Aceh.
Dalam kesempatan itu, Menteri Arifatul juga menyampaikan program unggulan Kementerian PPPA, yaitu Ruang Bersama Indonesia (RBI).
Program ini merupakan kelanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan melindungi anak di tingkat desa.
Adapun tujuan utama dari program RBI adalah:
Memberdayakan perempuan dan melindungi anak.
Membangun desa yang ramah terhadap perempuan dan anak.
Menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi perempuan.
Membangun masyarakat yang mandiri, inklusif, dan berdaya saing.
Manfaat yang diharapkan dari program RBI antara lain:
Memberikan pelatihan keterampilan bagi perempuan.
Menyediakan ruang bagi anak-anak untuk belajar, bermain, dan mengenal budaya bangsa.
Mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menekan ketergantungan anak-anak pada gadget.
Menciptakan desa yang aman, harmonis, dan sejahtera bagi semua.